Tidak semua penyakit butuh obat, sebab tubuh punya mekanisme alami untuk
menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Agar tidak terjebak dalam
konsumsi obat yang berlebihan dan tidak rasional, kenali
penyakit-penyakit yang bisa sembuh sendiri.
Hampir semua jenis penyakit yang sifatnya akut (berlangsung singkat,
tidak menahun) merupakan self limiting disease artau penyakit yang akan
sembuh dengan sendirinya. Beberapa di antaranya dipicu oleh gangguan
pada mekanisme alami tubuh manusia, namun sebagain besar disebabkan oleh
virus.
Berbeda dengan infeksi bakteri, infeksi virus tidak bisa diobati dengan
antibiotik. Infeksi virus akan sembuh dengan sendirinya karena sistem
kekebalan tubuh akan membentuk perlawanan untuk membunuh dan
menyingkirkan virus-virus tersebut.
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang termasuk self limiting
disease dan tidak membutuhkan obat khusus selain untuk mengatasi gejala
yang menyertainya.
1. Cacar air
Penyakit yang lebih sering menyerang anak kecil ini dipicu oleh infeksi
virus varicella-zoster. Gejala cacar air atau chickenpox antara lain
gatal-gatal, bentol kemerahan di sekujur tubuh dan disertai demam
tinggi.
Meski pada anak sehat bisa sembuh dengan sendirinya, cacar air bisa juga
menyebabkan komplikasi yang mematikan. Diperkirakan dalam setahun ada
sekitar 100 orang tewas dan lebih dari 14.000 orang masuk rumah sakit
karena komplikasi cacar yang meliputi asma, pneumonia serta dehidrasi
akibat mual-muntah dan diare.
Meski tetap diberi antivirus, pengobatan untuk penyakit ini lebih banyak
ditujukan untuk mengatasi gejala dan mencegah infeksi penyerta.
Misalnya penurun panas untuk mengatasi demam, kalamin untuk mengurangi
gatal dan antiseptik untuk mandi atau membersihkan tubuh.
2. Flu dan pilek
Common cold atau pilek ditularkan oleh virus influenza, bukan oleh
bakteri seperti yang diduga oleh sebagian orang. Oleh karena itu,
antibiotik tidak perlu diberikan apabila tidak disertai radang maupun
demam yang mengindikasikan adanya infeksi penyerta oleh bakteri.
Pemberian antibiotik sering tidak ada gunanya, karena pengobatan yang
lebih dibutuhkan pada flu dan pilek adalah obat-obat simptomatik atau
pengurang gejala. Misalnya dekongestan untuk melegakan tenggorokan,
antialergi untuk bersin-bersin dan pereda batuk jika diperlukan.
Suplemen multivitamin juga penting untuk diberikan dalam kondisi seperti
ini, karena bisa meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh. Secara
alami, sistem imun yang sehat dengan sendirinya akan membentuk
perlawanan terhadap virus flu.
3. Batuk yang tidak disertai radang
Batuk merupakan mekanisme alami dalam tubuh untuk menyingkirkan benda
asing dari saluran pernapasan. Tanpa harus diobati, umumnya batuk akan
berhenti ketika rangsangan benda asing itu sudah hilang.
Batuk baru butuh antitusif atau pereda batuk jika sangat mengganggu aktivitas dan memicu radang karena tidak sembuh-sembuh.
Jenis batuk produktif yang disertai dahak bahkan tidak boleh dihentikan,
namun perlu diberi ekspektoran atau pengencer dahak agar pengeluaran
lendir-lendir tersebut bisa berlangsung lebih lancar.
4. Diare nonspesifik
Diare dibagi menjadi 2 jenis yakni diare spesifik dan diare nonspesifik.
Diare spesifik disebabkan oleh infeksi bakteri, sementara diare
nonspesifik merupakan mekanisme alami untuk mengeluarkan benda asing
yang dianggap berbahaya oleh saluran pencernaan.
Diare spesifik ditandai dengan demam dan didiagnosis berdasarkan
pemeriksaan laboratorium. Obat yang perlu diberikan untuk jenis diare
yang satu ini adalah antibiotik, dengan jenis dan kekuatan yang
disesuaikan dengan jenis bakteri dalam hasil pemeriksaan.
Sementara diare nonspesifik yang terjadi antara lain setelah makan cabai
terlalu banyak, tidak perlu diobati karena akan sembuh dengan
sendirinya. Selama dirasa belum terlalu mengganggu aktivitas, kondisi
ini cukup diatasi dengan oralit untuk mengantisipasi dehidrasi atau
kehilangan cairan tubuh.
5. Alergi gatal-gatal
Meski beberapa jenis obat antihistamin atau antialergi bisa dibeli
dengan bebas, bukan berarti obat ini harus digunakan setiap kali
mengalami gatal-gatal karena alergi. Reaksi alergi hanya terjadi jika
ada faktor pemicu, sehingga langkah paling tepat adalah menghindari
hal-hal yang memicunya.
Obat antihistamin sebaiknya hanya dikonsumsi jika faktor pemicu alergi
memang tidak terhindarkan, misalnya cuaca dingin. Jenis-jenis makanan
tertentu jika masih bisa dihindari maka lebih baik dihindari saja
daripada harus minum obat.
6. Jerawat bintik putih
Banyak yang menawarkan obat-obatan untuk menghilangkan jerawat atau Acne
vulgaris di wajah. Padahal selama tidak disertai infeksi, jerawat biasa
yang sering memiliki bintik putih di dalamnya akan hilang jika
kebersihan dan kadar minyak di permukaan kulit selalu terkendali.
Sebagian besar jerawat bisa disebabkan oleh penyumbatan kelenjar minyak
oleh kotoran maupun bekas make-up yang tidak dibersihkan. Fungsi minyak
sendiri adalah menjaga kelembaban kulit agar tidak kering dan
pecah-pecah.
7. Molluscum Contagiosum
Penyakit kulit yang dicirikan dengan benjolan-benjolan (papulla) bening
dan berair ini disebabkan oleh infeksi virus dan lebih banyak menyerang
anak-anak dibandingkan orang dewasa. Karena ditemukan juga di sekitar
alat kelamin dan bisa menular lewat kontak langsung, penyakit ini sering
dikira penyakit menular seksual.
Meski tidak berbahaya, benjolan-benjolan itu bisa pecah bila tergores
atau digaruk sehingga membuka pintu untuk terjadinya infeksi pada bekas
luka. Namun bagi individu dengan sistem kekebalan tubuh yang baik,
penyakit kulit ini bisa sembuh sendiri dalam waktu 6-12 bulan.
8. Chikungunya
Penyakit ini disebabkan oleh jenis virus bernama Alphavirus dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya antara lain demam tinggi
sampai menggigil yang disertai rasa ngilu yang menusuk hingga ke otot
dan tulang sehingga disebut juga flu tulang.
Meski gejalanya sangat parah, virus yang menyebabkan penyakit ini tidak
dibasmi sehingga obat yang diberikan hanya untuk mengatasi gejala
seperti diberi penurun panas untuk mengatasi demamnya. Untungnya, gejala
ini hanya berlangsung antara 5-10 hari dan akan sembuh dengan
sendirinya.
9. Hand, foot and mouth disease (HFMD)
Penyakit tangan, kaki dan mulut disebabkan oleh infeksi berbagai jenis
virus dari keluarga Picornaviridae terutama Enterovirus 71 (EV-71).
Virus ini lebih banyak menyerang bayi dan anak-anak terutama pada musim
panas.
Gejala yang menyertai penyakit ini adalah demam dan ruam seperti herpes
di sekitar tangan, kaki dan mulut. Umumnya gejala-gejala tersebut akan
sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-10 hari dan tidak meninggalkan
bekas apapun.
10. Kikuchi-Fujimoto disease
Sesuai namanya, penyakit yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV)
ini ditemukan oleh Dr Masahiro Kikuchi dan Y Fujimoto pada tahun 1972.
Gejalanya adalah demam yang disertai pembengkakan di leher akibat adanya
pelebaran pada pembuluh limpa.
Penyakit langka yang lebih banyak ditemukan di wilayah Asia ini sering
menyerang kaum mudah khususnya wanita pada rentang usia 20-30 tahun.
Obat yang diberikan hanya bertujuan untuk mengatasi demam sementara
untuk infeksinya belum ada obatnya, namun akan sembuh dengan sendirinya.
Sumber:
http://www.tambahwawasan.com/2011/03/10-penyakit-yang-bisa-disembuhkan.html
Random post
Animalia
Evolusi
Genetika
Pertumbuhan Tumbuhan
info
Home
»
Materi Bio X
»
Materi Bio XI
»
Sistem Kekebalan
»
virus
» 10 Penyakit yang Dapat Disembuhkan Oleh Tubuh
Tagged with: Materi Bio X Materi Bio XI Sistem Kekebalan virus
About Sultan Budi Lenggono
Budi Lenggono, S.Pd. sebagai admin blog ini adalah seorang guru Biologi di SMA Islam Terpadu (SMA IT) Nur Hidayah. Alamat di Jl. Pandawa 10 Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Selain itu, beliau juga seorang trainer dan hipnoterapis profesional (Certified Hypnoterapist; Master of Clinical Hypnotherapy). Web lainnya : www.sultanbudilenggono.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar