Apakah Anda mengetahui, hewan di dunia ini berjumlah ratusan ribu? Jumlah hewan yang ada di muka bumi diduga berkisar 842.870 ekor dari organisme rendah sampai tinggi. Ada perbedaan pendapat mengenai asal-usul hewan dunia saat ini apakah hasil penyelamatan Nabi Nuh dari bencana banjir dunia ataukah bukan. Tentu kita ingat kisah Nabi Nuh yang membawa berpasang-pasang hewan untuk diselamatkan dari azab Allah (berupa banjir besar berhari-hari). Hal itu beliau lakukan untuk menjalankan kehidupan selanjutnya bersama hewan-hewan tadi pascaadzab yang akan dikirim Allah waktu itu. Pertanyaannya adalah apakah adzab banjir yang terjadi waktu itu telah menumpas habis manusia dan hewan, kecuali yang berada di kapal Nabi Nuh? Apakah benar bahwa banjir kala itu melanda di seluruh permukaan bumi dan Nabi Nuh-lah pnyelamat keanekaragaman hewan dunia?
Terdapat dua pendapat mengenai hal tersebut. Pendapat pertama berasal dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Sedangkan pendapat kedua berasal dari Harun Yahya, seorang ilmuwan muslim. Begini pendapat mereka.
Pendapat pertama, bahwa banjir yang datang di zaman Nabi Nuh melanda seluruh permukaan bumi (terjadi banjir global) sehingga hanya sedikit manusia dan beberapa hewan saja yang selamat dari adzab lalu melanjutkan kehidupan penghuni bumi.
Pendapat kedua, bahwa banjir Nuh hanya terjadi di daerah tertentu saja (lokal/domestik) tidak sampai ke seluruh permukaan bumi. Ini berarti, Nabi Nuh dan beberapa pengikutnya serta sejumlah pasang hewan yang dibawa bukan satu-satunya kelompok makhluk hidup yang melanjutkan kehidupan berikutnya. Akan tetapi, masih ada manusia keturunan Nabi Idris lainnya dan ribuan hewan lainnya yang telah hidup di penjuru daerah lain yang tidak terlibas banjir Nuh.
Adapun mengenai dua pendapat di atas, saya cenderung sepakat dengan Harun Yahya bahwa hewan-hewan yang dibawa Nabi Nuh dalam kapalnya hanyalah sebagian kecil hewan yang ada di bumi. Artinya, masih terdapat jenis hewan lain yang ada di seluruh penjuru dunia yang telah diciptakan Allah dengan kehidupannya masing-masing. Hal ini didukung dengan beberapa alasan yang diungkapkan oleh Harun Yahya berikut.
Pertama, pengikut Nabi Nuh sangat sedikit. Dengan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat rendah serta personil mereka yang sangat sedikit, bagaimana caranya mereka mengumpulkan ribuan atau ratusan ribu spesies makhluk hidup yang ada di muka bumi ini?
Berarti harus ada pengikut Nabi Nuh yang dikirim ke berbagai penjuru dunia, lalu membawa pulang ribuan spesies yang mereka temui dengan bahtera yang sangat besar. Ada pengikut Nabi Nuh yang dengan sebuah bahtera besar dikirim kutub utara dan selatan untuk membawa sepasang beruang kutub, sepasang burung pelikan, sepasang anjing laut dan berbagai hewan kutub lainnya, lalu semua itu dibawa pulang negeri mereka.
Juga harus ada satu ekspedisi bahtera yang dikirim ke benua Amerika untuk membawa sepasang bison, sepasang harimau, sepasang beruang, sepasang ular anaconda, sepasang lintah, sepasang ikan piranha, sepasang sapi, sepasang cheetah, sepasan kambing, sepasang burung nasar, sepasang serigala, sepasang kutu anjing, serta sepasang ribuan spesies hewan lainnya dari benua itu.
Berapa tahun yang mereka butuhkan untuk dapat mengumpulkan semua hewan itu? Berapa banyak makanan hewan yang harus mereka siapkan? Bagaimana mereka bisa membedakan kutu jantan dan kutu betina? Ada berapa ribu kandang yang harus mereka siapkan di bahtera agar para hewan itu tidak saling memangsa?
Setelah sekian bahtera itu kembali pulang, ribuan atau ratusan ribu spesies hewan dari seluruh penjuru dunia itu dimasukkan ke dalam satu bahtera Nabi Nuh. Bagaimana ratusan ribu spesies dari berbagai penjuru dunia bisa bertahan hidup terpisah dengan habitat alamiahnya hingga banjir surut? Apakah sementara itu siklus rantai makanan berhenti berputar? Tidak mungkin!
Berbagai pertanyaan itu tidak akan dapat dijawab dengan logis oleh mereka yang mendukung tafsiran banjir global pada zaman Nabi Nuh.
Adapun Al-Quran tidak menyebut banjir masa Nabi Nuh melanda seluruh dunia. Sebagaimana dijelaskan pada berbagai ayat Al-Quran, adzab Allah hanya ditimpakan kepada kaum yang zhalim yang mendustakan ajaran nabinya, tidak kepada kaum lain. Jadi adzabnya pun hanya bersifat lokal atau regional.
Karenanya hewan yang diangkut Nabi Nuh pun tidak berasal dari seluruh dunia tetapi hanya hewan yang terdapat di wilayah itu, khususnya hewan yang biasa dipelihara dan diternakkan manusia, seperti sapi, kambing, kuda, unggas, unta dan sejenisnya. Hewan-hewan itulah yang dibutuhkan Nabi Nuh dan pengikutnya untuk menyangga kehidupan baru mereka pascabanjir besar.
Sebagai ilustrasi, berikut saya sajikan gambar dugaan kapal Nabi Nuh as, kapal yang telah mengangkut hewan-hewan yang diseleksi olehnya.
1. Dugaan bentuk kapal Nabi Nuh as
2. Dugaan Fosil Kapal Nabi Nuh as (dilihat dari atas)
3. Dugaan Fosil Kapal Nabi Nuh as (dilihat dari samping)
Random post
Animalia
Evolusi
Genetika
Pertumbuhan Tumbuhan
info
Home
»
Biodiversitas
»
Biologi Islam Terpadu
»
Materi Bio X
»
wacana
» Nabi Nuh Berperan dalam Keanekaragaman Hewan Dunia, Benarkah?
Tagged with: Biodiversitas Biologi Islam Terpadu Materi Bio X wacana
About Sultan Budi Lenggono
Budi Lenggono, S.Pd. sebagai admin blog ini adalah seorang guru Biologi di SMA Islam Terpadu (SMA IT) Nur Hidayah. Alamat di Jl. Pandawa 10 Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Selain itu, beliau juga seorang trainer dan hipnoterapis profesional (Certified Hypnoterapist; Master of Clinical Hypnotherapy). Web lainnya : www.sultanbudilenggono.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
bagus banget artikelnya...
BalasHapusapalagi pembehasan menggunakan logika... ijin share ya...