Pacaran kini sudah menjadi fenomena nampaknya. Betapa tidak, di sinetron-sinetron dan acara televisi sudah menganggapnya layak perilaku ini. Perilaku haram yang demikian ini pun kian lama kian diminati oleh remaja Islam. Mereka terlibat di dalamnya karena tidak kuasa lagi untuk menahan diri. Mereka rela agamanya asing untuk dirinya.
Wahai kawan-kawan muda. Semoga Allah memberi kamu keselamatan.
Pacaran seolah-olah menjadi fenomena kini. Dari kalangan dewasa nyampe kalangan bocah ingusan. Bubbebebeb. Ya...yayach. Banyak orang bilang itu cinta monyet. Entah dari mana asal-usul kata itu. Tapi, kalo dipikir-pikir bener juga itu istilah. Sebabnya adalah perilaku berpacaran adalah perilaku monyet. Abisnya kalo kita pergi ke suatu tempat komunitas monyet, di situ kita jumpai monyet-monyet yang lagi pacaran. Hehehe, peace.
Barangkali filosofisnya gini, monyet adalah binatang yang kagak bernalar bahwa nanti harus menikah secara resmi, lalu mengikuti pola aturan tertentu sebelum dan sesudahnya. Begitu pula, orang yang berpacaran. Mereka belum tentu menggagas bahwa besok tu yah, harus menikah. Sebab ada banyak kekecewaan yang musti ditanggung akibat hubungan yang harus dijalin. Ya, mungkin juga karena gak berkah. Gak nyar'ie gitu loh.
Hubungan orang pacaran tentunya ada bumbu penyedapnya. Kalo gak bumbu bo'ong, ya bumbu gengsi. Ups ada yang lupa, gombal, buat ngentas peralatan yang panas (hehehe). Semua bumbu itu yang bikin masakan pacaran jadi sedep. Betapa tidak? Coba aja, setiap pihak akan menampakkan hal-hal yang baek doang. Padahal, belon tentu itu karakter yang sesungguhnya. Kan itu hanya dilakukan dalam rangka menjalin hubungan saat pacaran. Sesudah capai, ya sukur-sukur menikah, belon tentu hal-hal baek tadi dijumpai. Karena sudah memiliki seluruhnya jadi gak ada persyaratan lagi. Pahamlah pastinya.
Pacaran yang dilakuin oleh anak-anak dan remaja lebih repot lagi. Mereka hanya bisa mengandalkan doku dan sumber daya yang ada dari ortu. Bayangin aja, kalo itu semua diambil, mereka punya modal apa? Boro-boro punya tujuan untuk sampai ke pelaminan. Mending belajar, nuntut ilmu untuk bekal bekerja, lantas mencari pasangan hidup dengan cara yang syar'ie. (kapan-kapan deh mbahasnya)
Cinta monyet hanyalah nafsu belaka. Karena dua insan yang nonmuhrim hanya akan diikuti oleh bayang-bayang setan. Setan akan menggelorakan nafsu di antara keduanya, lalu melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya. Kegiatan tidak halal itupun dimurkai oleh Tuhan, Pencipta mereka sendiri. Wouh, itu sih kalo yakin.
By the way, cinta monyet bakalan jadi virus yang menyebar sehingga tercipta wabah yang luar biasa. Tinggal menunggu adzab datang menimpa. Dan orang beriman berlindung dari adzab tersebut kepada Allah semata.
Allah telah memberikan imunisasi kepada siapa yang mau. Tapi imunisasi itu harus dilakukan berulang-ulang, karena dosisnya harus pas. Sebab, virus cinta monyet benar-benar berbahaya. Apakah imunisasi itu? Imunisasi itu adalah Islam: aplikasikan syahadat, lakukan solat, tunaikan zakat, lakukan puasa, dan pergi ke tanah kelahiran nabi untuk ibadah haji. Ingat, dosisnya harus tepat sesuai takaran, tidak ditambah dan tidak dikurangi. Oleh karena itu, harus mengikuti resepnya (baca: petunjuknya) langsung dari Allah (baca: Al Qur'an) dan Rasulnya (As Sunnah).
Setuju atau tidak, selanjutnya terserah Anda semua. Semoga Allah memberikan cahaya-Nya.
Random post
Animalia
Evolusi
Genetika
Pertumbuhan Tumbuhan
info
Tagged with: wacana
About Sultan Budi Lenggono
Budi Lenggono, S.Pd. sebagai admin blog ini adalah seorang guru Biologi di SMA Islam Terpadu (SMA IT) Nur Hidayah. Alamat di Jl. Pandawa 10 Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Selain itu, beliau juga seorang trainer dan hipnoterapis profesional (Certified Hypnoterapist; Master of Clinical Hypnotherapy). Web lainnya : www.sultanbudilenggono.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar