Mutasi
adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara
tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisma
hidup yang bersifat terwariskan (heritable). Mutasi dapat terjadi secara sepontan di alam (spontaneous mutation) dan dapat juga terjadi melalui induksi (induced mutation).
Secara mendasar tidak terdapat perbedaan antara mutasi yang terjadi
secara alami dan mutasi hasil induksi. Keduanya dapat menimbulkan
variasi genetik untuk dijadikan dasar seleksi tanaman, baik seleksi
secara alami (evolusi) maupun seleksi secara buatan (pemuliaan).
Dalam
bidang pemuliaan tanaman, teknik mutasi dapat meningkatkan keragaman
genetik tanaman sehingga memungkinkan pemulia melakukan seleksi genotipe
tanaman sesuai dengan tujuan pemuliaan yang dikehendaki. Mutasi
induksi dapat dilakukan pada tanaman dengan perlakuan bahan mutagen
tertentu terhadap organ reproduksi tanaman seperti biji, stek batang,
serbuk sari, akar rhizome, kultur jaringan dan sebagainya. Apabila
proses mutasi alami terjadi secara sangat lambat maka percepatan,
frekuensi dan spektrum mutasi tanaman dapat diinduksi dengan perlakuan
bahan mutagen tertentu. Pada umumnya bahan mutagen bersifat radioaktif
dan memiliki energi tinggi yang berasal dari hasil reaksi nuklir.
Bahan mutagen yang sering digunakan dalam penelitian pemuliaan tanaman digolongkan menjadi dua kelompok yaitu mutagen kimia (chemical mutagen) dan mutagen fisika (physical mutagen). Mutagen kimia pada umumnya berasal dari senyawa alkyl (alkylating agents)
misalnya seperti ethyl methane sulphonate (EMS), diethyl sulphate
(dES), methyl methane sulphonate (MMS), hydroxylamine, nitrous acids,
acridines dan sebagainya (IAEA, 1977). Mutagen fisika bersifat sebagai
radiasi pengion (ionizing radiation) dan termasuk diantaranya adalah sinar-X, radiasi Gamma, radiasi beta, neutrons, dan partikel dari aselerators.
Baik
mutagen kimia maupun mutagen fisika memiliki energi nuklir yang dapat
merubah struktur materi genetik tanaman. Perubahan yang terjadi pada
materi genetik dikenal dengan istilah mutasi (mutation).
Secara relatif, proses mutasi dapat menimbulkan perubahan pada
sifat-sifat genetis tanaman baik ke arah positif maupun negatif, dan
kemungkinan mutasi yang terjadi dapat juga kembali normal (recovery). Mutasi yang terjadi ke arah “sifat positif” dan terwariskan (heritable)
ke generasi-generasi berikutnya merupakan mutasi yang dikehendaki oleh
pemulia tanaman pada umumnya. Sifat positif yang dimaksud adalah
relatif tergantung pada tujuan pemuliaan tanaman.
Mutagen
kimia dapat menimbulkan mutasi melalui beberapa cara. Gugusan alkyl
aktif dari bahan mutagen kimia dapat ditransfer ke molekul lain pada
posisi dimana kepadatan elektron cukup tinggi seperti phosphate groups dan juga molekul purine dan pyrimidine
yang merupakan penyusun struktur dioxiribonucleic acid (DNA). Seperti
diketahui umum, DNA merupakan struktur kimia yang membawa gen.
Basa-basa yang menyusun struktur DNA terdiri dari adenine, guanine, thyimine, dan cytosine. Adenine dan guanine merupakan basa bercincin ganda (double-ring bases) disebut purines, sedangkan thymine dan cytosine bercincin tunggal (single-ring bases) disebut pyrimidines. Struktur molekul DNA berbentuk pilitan ganda (double helix) dan tersusun atas pasangan spesifik Adenine-Thymine dan Guanine-Cytosine.
Contoh mutasi yang paling sering ditimbulkan oleh mutagen kimia adalah
perubahan basa pada struktur DNA yang mengarah pada pembentukan 7-alkyl guanine.
Seperti disebut di atas mutagen fisika bersifat sebagai radiasi pengion (ionizing radiation)
yang dapat melepas energi (ionisasi), begitu melewati atau menembus
materi. Mutagen fisika termasuk diantaranya sinar-X, radiasi Gamma,
radiasi beta, neutrons, dan partikel dari aselerators sudah umum
digunakan dalam pemuliaan tanaman. Karakteristik untuk masing-masing
jenis radiasi disajikan dalam Tabel di bawah ini. Begitu materi
reproduksi tanaman diradiasi, proses ionisasi akan terjadi dalam
jaringan dan dapat menyebabkan perubahan pada jaringan itu sendiri,
sel, genom, kromosom, dan DNA atau gen. Perubahan yang ditimbulkan
pada tingkat genom, kromosom, dan DNA atau gen dikenal dengan istilah
mutasi (mutation).
Tabel 1. Karakteristik berbagai jenis radiasi.
Tipe Radiasi
|
Sumber
|
Deskripsi
|
Energi
|
Daya Tembus
|
Sinar-X
|
Mesin sinar-X | Radiasi elektomagnetik | 50-300 kV | Beberapa mm sampai banyak cm |
Sinar Gamma | Radioisotop dan reaksi nuklir | Radiasi elektomagnetik | Sampai beberapa MeV | Banyak cm |
Neutron | Reaktor nuklir dan aselerator | Partikel tidak berubah | Kurang dari 1 sampai berjuta eV | Banyak cm |
Partikel Beta | Radioistope atau aselerator | Berupa elektron | Sampai beberapa MeV | Sampai beberapa mm |
Partikel Alfa | Radioisotop | Inti Helium | 2-9 MeV | Sedikit mm |
Proton atau Deutron | Reaktor nuklir atau aselerator | Inti Hidrogen | Sampai beberapa GeV | Sampai banyak cm |
Mutasi Genom (Genome Mutation)
Poliploidi
pada tanaman mencerminkan bahwa satu atau lebih set kromosom
ditambahkan pada kromosom diploid misalnya triploid disimbolkan
2x+x=3x, tetraploid 2x+2x=4x (dimana x adalah jumlah kromosom dasar).
Haploidi (dari diploidi) atau polihaploidi (dari poliploidi)
mencerminkan status tanaman yang memiliki separuh dari jumlah kromosom
normal misalnya 2x-->x, 4x-->2x dan seterusnya. Aneuploidi
mencerminkan status tanaman yang memiliki penambahan atau pengurangan
kromosom dari pasangan normalnya, misalnya 2x+1, 2x–1, 3x+1, 4x–1, 4x+2
dan sebagainya. Pengaruh beberapa mutagen kimia, seperti colchicine atau nitrous oxide dapat merubah tingkat ploidi pada genom tanaman, misalnya A-->AA, AA-->AAAA dan seterusnya.
Sebagai
contoh mutasi genom, beberapa mutan tanaman sorghum yang diinduksi
dengan colchicine telah dilaporkan sebagai hasil mutasi genom dengan
pengurangan jumlah kromosom (haploidi) yang kemudian diikuti dengan
diploidisasi. Sedangkan pengaruh mutagen fisika (radiasi sinar Gamma)
pada mutasi genom telah dilaporkan pada mutan tanaman barley, dimana
terjadi perubahan genom tanaman menjadi aneuploidi.
Mutasi Kromosom (Chromosome Mutation)
Pengaruh bahan mutagen, khususnya radiasi, yang paling banyak terjadi pada kromosom tanaman adalah pecahnya benang kromosom (chromosome breakage atau chromosome aberation). Pecahnya benang kromosom dibagi dalam 4 kelompok yaitu translokasi (translocations), inversi (inversions), duplikasi (duplications), dan defisiensi (deficiencies).
Translokasi
terjadi apabila dua benang kromosom patah setelah terkena energi
radiasi, kemudian patahan benang kromosom bergabung kembali dengan cara
baru. Patahan kromosom yang satu berpindah atau bertukar pada kromosom
yang lain sehingga terbentuk kromosom baru yang berbeda dengan
kromosom aslinya. Translokasi dapat terjadi baik di dalam satu kromosom
(intrachromosome) maupun antar kromosom (interchromosome). Translokasi sering mengarah pada ketidakseimbangan gamet sehingga dapat menyebabkan kemandulan (sterility) karena terbentuknya chromatids dengan
duplikasi dan penghapusan. Alhasil, pemasangan dan pemisahan gamet
jadi tidak teratur sehingga kondisi ini menyebabkan terbentuknya
tanaman aneuploidi. Translokasi dilaporkan telah terjadi pada tanaman Aegilops umbellulata dan Triticum aestivum yang menghasilkan mutan tanaman tahan penyakit.
Inversi
terjadi karena kromosom patah dua kali secara simultan setelah terkena
energi radiasi dan segmen yang patah tersebut berotasi 180o dan
menyatu kembali. Kejadian bila centromere berada pada bagian kromosom yang terinversi disebut pericentric, sedangkan bila centromere berada di luar kromosom yang terinversi disebut paracentric.
Inversi pericentric berhubungan dengan duplikasi atau penghapusan
chromatid yang dapat menyebabkan aborsi gamet atau pengurangan
frequensi rekombinasi gamet. Perubahan ini akan ditandai dengan adanya
aborsi tepung sari atau biji tanaman, seperti dilaporkan terjadi pada
tanaman jagung dan barley. Inversi dapat terjadi secara spontan atau
diinduksi dengan bahan mutagen, dan dilaporkan bahwa sterilitas biji
tanaman heterosigot dijumpai lebih rendah pada kejadian inversi daripada
translokasi.
Duplikasi
menampilkan cara peningkatan jumlah gen pada kondisi diploid. Dulikasi
dapat terjadi melalui beberapa cara seperti: pematahan kromosom yang
kemudian diikuti dengan transposisi segmen yang patah, penyimpangan
dari mekanisme crossing-over pada meiosis (fase
pembelahan sel), rekombinasi kromosom saat terjadi translokasi, sebagai
konsekuensi dari inversi heterosigot, dan sebagai konsekuensi dari
perlakuan bahan mutagen. Beberapa kejadian duplikasi telah dilaporkan
dapat miningkatkan viabilitas tanaman. Pengaruh radiasi terhadap
duplikasi kromosom telah banyak dipelajari pada bermacam jenis tanaman
seperti jagung, kapas, dan barley.
Defisiensi
adalah penghilangan satu atau lebih segmen gen pada kromosom.
Penghilangan dapat terjadi pada segmen panjang lengan kromosom seperti
yang dilaporkan pada tanaman gandum. Tergantung pada gen dan tingkat
ploidi, defisiensi dapat menyebabkan kematian, separuh kematian, atau
menurunkan viabilitas. Pada tanaman defisiensi yang ditimbulkan oleh
perlakuan bahan mutagen (radiasi) sering ditunjukkan dengan munculnya
mutasi klorofil. Kejadian mutasi klorofil biasanya dapat diamati pada
stadia muda (seedling stag), yaitu dengan adanya perubahan warna pada daun tanaman.
Mutasi Gen (Gene or Point Mutation)
Sesuai
dengan konsep genetika, informasi genetik tersimpan dalam rangkaian
polinukliotida yang membentuk struktur pilitan ganda (double helix)
disebut DNA (RNA dalam kasus beberapa virus). Empat nukliotida yang
berbeda terdiri dari basa purine (adenine dan gaunine) dan pyrimidine
(thymine dan cytosine), dihubungkan bersama melalui ikatan fosfat dan
gula (deoxyribose). Bahan mutagen tertentu dapat menginduksi perubahan
spesifik susunan pasangan basa dalam struktur DNA. Perubahan yang
terjadi disebut mutasi gen yang digolongkan menjadi dua katagori yaitu microlesions dan macrolesions.
Microlesions adalah mutasi dimana terjadi substitusi pasangan basa,
transisi atau transversi pasangan basa, dan penyisipan baru pasangan
basa. Macrolesions adalah mutasi dimana terjadi penghapusan, duplikasi
atau penyusunan kembali pasangan basa. Mutasi microlesions sering juga
disebut mutasi titik (point mutation).
Mutagen
kimia biasanya erat berhubungan dengan mutasi microlesions sedangkan
mutagen kimia (radiasi) dengan mutasi macrolesions. Mutasi gen sering
berasosiasi dengan fenomena sterilitas dan kematian, seperti misalnya
dalam pengaruhnya mencegah terbentuknya bivalensi dalam meiosis. Pada
mutan homosigot hal ini sangat berpengaruh terhadap penurunan
produktivitas dan daya saing mutan sehingga dapat merugikan. Namun pada
heterosigot mutan, mutasi gen dapat mengarah pada peningkatan
viabilitas dan daya saing mutan, seperti yang telah diteliti dan
dilaporkan pada tanaman jagung, barley, padi, tanaman bunga dan
sebagainya.
Mutasi diluar Inti Sel (Extranuclear Mutation)
Pada kenyataannya tidak semua materi genetik (DNA) berada di dalam inti sel (nucleus).
Hal tersebut terbukti setelah peneliti menjumpai bahwa beberapa sifat
tanaman diturunkan dengan tidak menuruti pola hukum Mendel. Sampai
pada akhirnya diketahui penurunan sifat lebih dikontrol oleh gen-gen
yang berada di luar inti sel atau sitoplasma, dan penurunan sifat model
ini dikenal dengan istilah extranuclear inheritance. Di dalam sitoplasma sel terdapat banyak organel diantaranya kloroplas (chloroplast) dan mitokondria (mitochondria) yang masing-masing berfungsi dalam proses fotosintesis dan sintesa adenosintriposfat (ATP).
Kloroplas
dan mitokondria ternyata mengandung materi genetik (gen atau DNA) yang
juga dapat termutasi. Mutasi gen kloroplas atau mitokondria sering
disebut mutasi diluar inti atau extranuclear mutation. Mutasi pada gen kloroplas dapat menyebabkan kerusakan gen mutan (defective mutant genes)
yang kemudian dapat mengganggu proses fotosintesis pada daun. Alhasil,
dampak mutasi gen kloroplas sering diekspresikan dengan munculnya
gejala warna belang pada daun tanaman, misalnya warna belang
hijau-putih pada tanaman Pelargonium dan Mirabilis jalapa
(bunga pukul empat). Warna belang pada daun sering memiliki nilai seni
dan nilai ekonomis tersendiri bagi pemulia tanaman. Oleh karena itu,
mutasi tipe ini sering sangat bermanfaat dalam pemuliaan tanaman hias (ornamental crops).
Seperti telah dilaporkan (Van Harten, 1998), mutasi di luar inti sel sering pula menimbulkan gejala pertumbuhan kerdil (dwarf growth),
berubahan morfologi bunga dan penyimpangan morfologi lainnya, dan
ketahanan terhadap herbisida, yang biasanya disandikan oleh gen
mitokondria. Dalam beberapa studi, mutasi pada mitokondria gen telah
menghasilkan tanaman jagung yang tahan penyakit bercak daun (Drechslera maydis) dan tanaman gandum yang tahan penyakit karat (Puccinia striiformis). Sementara itu, perhatian yang lebih besar telah diberikan untuk mutasi gen pada sitoplasma yang terkait dengan cytoplasmic male sterility
(CMS) seperti pada tanaman jagung. Teknik CMS sangat bermanfaat dalam
pemuliaan tanaman khususnya dalam produksi benih tanaman hibrida. Secara
umum telah diketahui bahwa CMS adalah sifat yang disandikan oleh gen
mitokondria (Lonsdale, 1987). Mutasi dan rekombinasi DNA mitokondria
merupakan dasar kejadian CMS alami.
Fasilitas dan Prosedur Kerja
Untuk
mendukung penelitian pemuliaan tanaman dengan teknik mutasi, di BATAN
tersedia fasilitas penelitian berupa Gamma chamber, Gamma cell, Gamma
room, laboratorium, laboratorium kultur jaringan, ruang tumbuh, rumah
kaca, kebun percobaan dan sawah. Gamma chamber model 4000A memiliki
sumber sinar Gamma dari Cobalt-60 dengan aktivitas awal sebesar
3474.6632 Curies. Gamma cell model GC-220 memiliki sumber sinar Gamma
dari Cobalt-60 dengan aktivitas awal sebesar 10.697 Curies. Pada
umumnya Gamma chamber dan Gamma cell digunakan untuk penelitian yang
memerlukan perlakuan radiasi akut (accute irradiation), yaitu
radiasi dengan laju dosis tinggi seperti pada biji-bijian atau materi
reproduktif tanaman lainnya yang berukuran kecil. Sedangkan untuk
penelitian yang memerlukan perlakuan radiasi kronik (chronic irradiation),
yaitu radiasi dengan laju dosis rendah seperti terhadap tanaman pot
atau tanaman dalam media kultur jaringan, dapat digunakan Gamma room.
Gamma room model Panoramic Batch Irradiator yang ada di BATAN memiliki
sumber sinar Gamma dari Cobalt-60 dengan aktivitas awal sebesar 75.000
Curies.
Tanaman yang Diteliti
Tanaman yang diteliti di PATIR-BATAN dikelompokkan sebagai berikut: (1) Tanaman pangan: padi, kedelai, kc. hijau, kc.tanah, sorghum, dan gandum, (2) Tanaman hortikultura: pisang, cabai, bawang merah, dan bawang putih, (3) Tanaman industri: kapas, sorghum, dan jarak. (4) Tanaman bunga: krisan dan anggrek, dan (5) Tanaman pakan ternak: sorghum.
Hasil-hasil Yang Telah Dicapai
Salah satu kegiatan di bidang pertanian adalah penelitian pemuliaan tanaman dengan menggunakan teknik mutasi (mutation breeding).
Kejadian mutasi direfleksikan dalam munculnya keragaman genetik
tanaman, yang kemudian melalui proses seleksi dan pengujian lebih
lanjut, memungkinkan diperolehnya suatu varietas unggul tanaman.
Penelitian pemuliaan mutasi di BATAN sebetulnya telah dimulai sejak
tahun 1970, yaitu dengan program perbaikan varietas tanaman padi.
Sampai kini BATAN telah menhasilkan beberapa mutan tanaman pangan yang
dilepas sebagai varietas unggul oleh Departemen Pertanian seperti
tersaji dalam Tabel berikut.
Varietas mutan tanaman pangan hasil riset PATIR-BATAN yang telah dilepas sebagai varietas unggul oleh Menteri Pertanian.
No.
|
Nama Varietas |
Tahun Pelepasan
|
Dokumen Resmi |
Padi | |||
1 | Atomita-1 |
1982
|
SK Mentan No.879/Kpts/Um/12/1992 |
2 | Atomita-2 |
1983
|
SK Mentan No.TP.240/369/Kpts/Um/6/83 |
3 | Atomita-3 |
1990
|
SK Mentan No.582/Kpts/TP.240/8/90 |
4 | Atomita-4 |
1991
|
SK Mentan No.97/Kpts/TP.240/3/1991 |
5 | Situgintung |
1992
|
SK Mentan No.606/Kpts/Tp.240/11/92 |
6 | Cilosari |
1996
|
SK Mentan No.632/Kpts/TP.310/7/1996 |
7 | Meraoke |
2001
|
SK Mentan No.552/Kpts/TP.240/10/2001 |
8 | Woyla |
2001
|
SK Mentan No.553/Kpts/TP.240/10/2001 |
9 | Kahayan |
2002
|
SK Mentan No.124/Kpts/TP.240/2/2003 |
10 | Winongo |
2002
|
SK Mentan No.125/Kpts/TP.240/2/2003 |
11 | Diah Suci | 2003 | SK Mentan No. 386/kpts/SR.120/7/2003 |
12 | Mira-1 | 2006 | SK Mentan No. 134/kpts/SR.120/3/2006 |
Kedelai | |||
13 | Muria |
1987
|
SK Mentan No.18/Kpts/TP.240/1/1987 |
14 | Tengger |
1991
|
SK Mentan No.106/Kpts/TP.240/3/1991 |
15 | Meratus |
1998
|
SK Mentan No.899/Kpts/TP.240/11/1998 |
16 | Rajabasa | 2004 | SK Mentan No.171/kpts/LB.240/3/2004 |
Kacang hijau | |||
17 | Camar |
1991
|
SK Mentan No.109/Kpts/TP.240/3/1991 |
Selain
varietas-varietas tanaman yang telah dilepas tersebut di atas,
Kelompok Pemuliaan Tanaman juga telah menghasilkan banyak galur harapan
mutan tanaman yang sedang diteliti dan dikembangkan lebih lanjut.
Referensi:
Tidak ada komentar