Hari ini, Senin tanggal 8 Desember 2008, di Indonesia ada sebuah momen besar bagi umat Islam, yakni hari raya Idul Adha. Pada hari tersebut memberikan wahana bagi para pemeluk Islam untuk menguji kebesaran iman dan kesetiaan mereka kepada Allah. Betapa tidak, Nabi Ibrahim rela menukar kesetiaannya kepada Allah dengan mengurbankan putranya, Nabi Ismail. Lantas, penyembelihan Ismail yang hampir terjadi dicegah oleh Allah karena tindakan yang diambil Ibrahim tersebut cukup membuktikan akan kesetiaannya kepada Sang Penciptanya itu. Nabi Muhammad sangat memberi apresiasi besar atas hal itu. Peristiwa ini pun akhirnya diabadikan dengan adanya Hari Idul Adha/Idul Kurban yang kita lalui hari ini. Harapannya, umat muslim mengambil makna dan nilai dari peristiwa yang melatarbelakangi hari raya tersebut.
Hari ini, orang Islam yang mampu membeli hewan kurban pun berdatangan untuk menyerahkannya ke masjid untuk disembelih. Mereka menunjukkan bahwa hewan yang dikurbankannya adalah wujud kesetiaannya kepada Allah. Itulah simbol sesuatu yang dicintai yang mana posisinya tidak sebanding dengan posisi kecintaannya kepada Allah. Meskipun begitu, berkurban tidak hanya bisa dilakukan oleh orang kaya. Orang miskin sekalipun mampu mengambil makna Idul Kurban dengan melakukan amalan 'pengorbanan' demi mengekspresikan kesetiaannya kepada Allah. Misalnya, merelakan harta yang dicintainya (walaupun sederhana) untuk dimanfaatkan bagi kepentingan Islam, membantu sesama dalam bentuk tenaga, atau ikut menyukseskan amal baik sesama muslim. Yang penting semua kalangan mampu menerjemahkan makna Idul Kurban hari ini.
Sebagai informasi, saya sendiri menyaksikan bahwa di daerah tempat tinggal saya selalu ada peningkatan dalam penyelenggaraan pengurbanan hewan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah hewan kurban yang disembelih hari ini lebih banyak dibanding pada hari Idul Adha tahun kemarin. Rata-rata di masjid-masjid di daerah saya begitu. Saya bersama Pak Heri juga ikut bergabung bersama jamaah masjid Al Muhtadin untuk menyukseskan penyembelihan 3 ekor sapi dan 11 ekor kambing. Daging hewan-hewan tersebut dibagikan kepada warga sekitar, yakni di kampung Giren, Brojodipan, dan Gantungan Desa Makamhaji Kec. Kartasura. Ratusan bungkus pun dibagikan cuma-cuma dengan sistem kupon. Warga cukup menyerahkan kupon yang telah dibagikan panitia untuk ditukar dengan satu bungkus daging kurban. Alhamdulillah sistem ini berjalan lancar walaupun baru kali ini diterapkan di masjid Al Muhtadin. Bahkan, saking semangatnya panitia, warga yang belum mengambil daging sampai jam dua siang, jatah daging miliknya diantar sampai rumah. Rupanya sistem seperti ini patut dicontoh bagi para panitia kurban yang mengalami kasus ricuh saat pembagian hewan kuban atau sejenisnya.
Kegiatan kurban di masjid Al Muhtadin pun akhirnya selesai sebelum zhuhur dan sebagian daging kurban sempat dinikmati sebagai makan siang oleh puluhan jamaah yang hadir. Nikmat Allah hari ini benar-benar besar. Bagaimana dengan di tempat Anda? Semoga Anda juga merasakan hal yang sama atas kenikmatan dari Allah tersebut.
Allah Maha Besar! Allah Maha Besar! Dan kepada Allah segala bentuk pujian!
Semoga Allah senantiasa memberikan keselamatan kepada Anda.
Random post
Animalia
Evolusi
Genetika
Pertumbuhan Tumbuhan
info
Tagged with: wacana
About Sultan Budi Lenggono
Budi Lenggono, S.Pd. sebagai admin blog ini adalah seorang guru Biologi di SMA Islam Terpadu (SMA IT) Nur Hidayah. Alamat di Jl. Pandawa 10 Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. Selain itu, beliau juga seorang trainer dan hipnoterapis profesional (Certified Hypnoterapist; Master of Clinical Hypnotherapy). Web lainnya : www.sultanbudilenggono.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
tes :o
BalasHapus